pelan, belajar melangkah, senyap
Pagi ini, baru satu jam kurang saya dapat memejamkan mata. Ya, setelah tiba dari perjalanan dari Kasihan menuju Babarsari. Perjalanan mengelilingi ring road diselimuti udara dingin dan tentu sepinya jalanan. Kasihan, ada apa di Kasihan ?, Untuk yang belum tahu sama sekali, bahwa tanggal 17 setiap bulanannya diadakan sebuah Sinau Bareng Mocopat Syafaat disana. Apa itu Sinau bareng? Apa itu Mocopat Syafaat?, Ya sama saya juga masih terus mencari dan melakukannya, jika kalian penasaran, cari tahu saja apa itu. Dan semoga kalian menemukan jawaban dari setiap pertanyaan yang mungkin ada pada diri kalian.
Jujur saja, baru beberapa kali saya ikut pergi ke Sinau Bareng, dan untuk Mocopat Syafaat, Alhamdulillah ini yang kedua kalinya. Banyak hal yang bisa dipetik disetiap malam hingga paginya acara ini. Ilmu, jelas itu adanya. Ilmu agama, ilmu sosial, ilmu cinta desa, ilmu nasionalisme, dan mungkin juga ilmu bahagia. Tidak hanya itu saja, disana saya juga mempelajari bagaimana memahami, memahami sebuah rasa, memahami perbedaan, memahami hakikat , memahami apapun yang ada dihidup dari yang tampak atau tak nampak. Bahagianya saya disini adalah, bagaimana diri saya dibuat untuk berfikir dengan akal logika dan tentunya juga yang tak ketinggalan melakukannya dengan "cinta".
Disini CINTA tak boleh untuk tak dipergunakan. Karena disini apapun yang dilakukan harus didasari dengan cinta, begitulah Alloh SWT memberikan apa saja dasarnya pun juga Cinta, cinta seorang Tuhan kepada hambanya. Yang menarik dan sangat saya tunggu juga disini adalah bagaimana kita diberikan kesadaran percaya kepada diri kita sendiri, percaya kepada kemampuan diri sendiri, percaya kepada kemampuan masyarakat sendiri, dan juga percaya kepada Negeri Tanah Air ini bahwasanya bangsa kita adalah bangsa yang kaya isinya, dari alam dan juga manusianya. Cuma, kita masih mencari kekayaan terpendam yang ada di tanah makmur ini, kekayaan manusianya. Geleng geleng kepala jika mendengar bagaimana hebatnya pejuang kemerdekaan dulu, namun juga akan menghirup nafas yang panjang dan kemudian mengagumi nenek moyang Nusantara dulu dengan segala kemajuannya,keunikannya, dan kepribadian yang tentunya berwibawa dengan jatidiri seutuhnya!.
Tak lupa juga, disini saya diajarkan untuk mencintai desa, mencintai masyarakat, rakyat, terutama mereka yang dipinggirkan oleh keserakahan manusia bejat!. Sebuah rasa empati dan tak sebatas rasa saja tapi juga dituntut untuk melakukan aksi nyata dalam mencintai pedesaan dan kemasyarakatan ini.
Dan lebih pasti banyak sekali yang bisa saya temui dan pelajari disini. Insyaalloh, ini sebuah awal, dan tulisan diatas jika dihendaki-Nya akan saya coba untuk mengupasnya sebagai pembelajaran bagi diri saya sendiri dan hal hal baru yang pasti akan saya temui didepan pun insyaalloh akan saya tumpahkan disini.
Untuk sebuah langkah awal ini, saya tahu bahwa banyak sekali yang saya tak ketahui, dan saya tahu bahwa dengan menulis, hidup saya akan bermakna.
Salam,
Comments
Post a Comment