mocopat syafaat kembali

Aku beritahu, tulisan pertama di blog ini lahir dari apa-apa yang aku dapatkan di Mocopat syafaat edisi Februari 2020. pelan,belajar, melangkah,senyap. Apakah karena Mocopat Syafaat tersebut diriku kemudian membuat tulisan untuk yang pertama kali di Blog ini?, Ya bisa dibilang begitu dan memang begitu. Masih ingat ada satu ibu kita yang naik ke panggung waktu itu, dan Ibu itu sharing tentang apa yang ia lakukan, menulis. Ibu itu menceritakan bahwa setiap hari apa-apa saja kegiatan yang dilakukannya maka akan ia tulis dan kemudian akan dijadikan buku. Seperti diary mungkin. Tapi yang patut kita kagumi dari ibu kita itu adalah kegigihan untuk membuat karya dan keuletannya untuk menuliskan semua kegiatan yang dilakukannya setiap harinya di sela-sela kesibukannya menjadi ibu. Alasan yang aku ingat ibu ini menulis agar bisa berbagi pengalamannya dengan anak cucunya. Ibu itu yakin tulisannya akan dibaca anak cucunya kelak, dan itulah yang ia tinggalkan. Tulisan tentang perjalanannya, pengalamannya, dan pasti ada pelajaran dari setiap tulisannya. Dari itulah, dari Sinau bareng itulah, dari Mocopat Syafaat itulah dan dari Ibu kita itulah diriku menggerakkan tanganku untuk merangkai kata demi kata. Tulis saja.
----------------------------
Setelah sekian lama, sore hari tak sengaja melihat pengumuman bahwasanya Mocopat Syafaat digelar dengan online dan offline di rumah Maiyah Kadipiro. Tentu bahaginya bukan main setelah setahun lebih kegiatan rutinan bulanan ini berhenti akibat Pandemi. Walaupun telat untuk mengikutinya karena harus pergi dahulu ke pantai Pelangi menyelesaikan rangkaian KKN, Alhamdulillah jam 10an aku masih bisa ikut kedalam kerumunan kembali ini. Kerumunan yang hangat, penuh sapa dan senyum. Kerumunan yang sedang melampiaskan kerinduannya. Kerumunan yang haus akan peweling dari Simbah dan semuanya. Kerumunan yang penuh cinta dan kasih. Kerumunan yang haus akan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan kekhusyukan. 

Haha, tapi memang diriku tidak bisa menyatu dengan bahasan tadi malam. Sudah telat dan suara dari sound kurang bisa aku dengar. Setidaknya diriku bisa hadir dalam kerumunan keluarga ini kembali, dengan Simbah dengan mas Sabrang dan dengan kalian semua. Dan Allohyarhum Kyai Muzammil, ada yang hilang dari Mocopat Syafaat ini tanpamu. 

Rumah Maiyah, Kadipiro
17 Oktober 2021

Comments

Popular Posts