mereka beberapa tahun kebelakang


Tulisan kali ini saya khususkan untuk mereka berlima, termasuk diri saya sendiri. Beberapa tahun kebelakang merekalah yang mengisi waktu luang saya. Memang kebanyakan hanya dihabiskan untuk mengobrol saja sebenarnya. Tapi itu intinya. Kawan untuk bertukar fikiran, berbincang, mengekspresikan diri, sambat, dan tentunya yang seringkali dihiraukan dan yang dibutuhkan adalah kehadiran seseorang. Waktu yang di usahakan dan diluangkan, kehadiran tidak sesederhana datang mewujudkan saja tapi juga berbagi-bertukar rasa. Rasa kesenangan, kebahagiaan, kepedulian, dan tentu ada kesedihan, kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran yang terus menerus dibalut dengan gelak tawa dan canda. 

Kedai kopi yang selalu menjadi tempat untuk bersua. Lumboeng kopi berubah menjadi kampus pitoe, berubah lagi menjadi maji yang kemudian kami tinggalkan. Ada kembang sawah yang tidak saya sukai. Ada kemudian yang hingga akhirnya menjadi tempat titik balik, Goedang plus coffe. Suasana yang tentunya mendukung kami untuk ngobrol sana sini. Crimy, tidak terang tapi juga tidak gelap. Tenang, seperti lumboeng saat jaman kejayaannya. 

Sesekali merencanakan berjalan jauh, yang kebanyakan diisi dengan nge-gril tentunya. Pantai pelangi, pantai goa Cemara, Pantai buyutan, sungai potrobayan. Paling jauh baru malang, itu pun menjalankan misi terselubung untuk satu pria yang gobloknya minta ampun karena perempuan. Sayangnya nihil, kalimat " keren tapi cupu " menjadi kesimpulan yang sangat menohok. 



Atau tentang organisasi yang saya tidak ingin sebutkan itu. Bagaimanapun disitulah kami bertemu dan memulai semuanya. Utang rasa itu jelas adanya. 

Tapi bagaimanapun juga, sekarang adalah fase perjuangan untuk menemukan jalannya masing-masing. Sulit bertemu, berpisah jauh itu keniscayaan. Dan usaha untuk menjalin komunikasi itulah yang seharusnya dilakukan. Bagi saya, sungkan pekewuh itu yang dirasakan. Kadang, merasa baik-baik saja itu melelahkan juga. Adakalanya ingin bercerita tapi apa daya kata-kata itu tidak keluar dengan mudahnya. Undercover aja. 



Truth or dare, games ini sebenarnya gimmick untuk bisa mengetahui satu sama lainnya. Walaupun aku yakin diantara kami ada yang tidak ingin menceritakan pribadinya, bukan tidak ingin mungkin belum membukanya dan ya memang tidak mudah. 

Terakhir, semoga kalian rajin sembahyang. Dah itu aja untuk tulisan kali ini.
Slogannya tetap, nikmati perjalanan tanpa arogansi dan caci maki. 

Comments

Popular Posts