Beberapa kali masuk rumah sakit




Dari awal tahun hingga sekarang dikarenakan ibu sakit, jadilah saya mulai akrab dengan suasana rumah sakit. Seperti pada umumnya dimana tempat pelayanan publik pasti tidak jauh-jauh dengan yang namanya antrian dan menunggu. Dua hal tersebut menjadi softskill yang terlatih dengan sendirinya hingga sekarang. 

Saat-saat menunggu itu akan kita temui berbagai macam interaksi dengan kanan kiri kita. Interaksi yang basa-basi memang, namun terasa bermakna. Entah, karena ini rumah sakit jadi pembicaraannya seringkali terasa berarti. Karena sama-sama menunggu, alhasil tiap kita mempunyai perasaan yang sama. Nerimo lan sabar. 

Tak terasa, sabar kita akan diuji sekaligus ditingkatkan. Rasa empati juga diasah setajam mungkin. Kadang bosan dan jengkel tapi yaudah gakpapa, ngga cuma saya sendiri. Banyak orang di sekitarmu yang juga merasakan apa yang kamu rasakan. Menjadi lebih peka. 

Kemudian kepekaan kita dipertajam. Lebih peduli dengan sekeliling kita. Beberapa kali saling tegur sapa. Beberapa kali membantu mereka yang mungkin kebingungan dengan apa yang harus dilakukan. Mulai dari nyari ruangannya, daftar registrasi, mencet tombol yang mana, nungguin berjam-jam, ngurus surat ini itu, terakhir nebus resep obat. Apalagi dengan mereka yang jauh dari usia kita, yang tak terbiasa dengan teknologi zaman sekarang. Yang kebingungan, orang-orang tua yang malang namun mereka hebat, berani mengurus dirinya sendiri. 

Anak-anak kecil yang lalu lalang diajak oleh orang tuanya atau yang sedang sakit. Kaki mungil berlarian, tingkah yang lucu sesekali menjadi hiburan. Kita jarang mensyukuri itu, bahwa kehadiran anak kecil sepertinya untuk membuat dunia kita menjadi asyik, untuk sesaat. 

Jangan lupa juga para pekerja rumah sakit. Mulai dari petugas keamanan di depan yang dengan sigap membantu mereka yang datang, membukakan pintu, ikut menurunkan pasien. Petugas kebersihan, yang beberapa kali lalu lalang membawa senjata pelnya. Karena mereka lorong-lorong rumah sakit akan selalu bersih. Para perawat yang seperti kendaraan di jalanan, kesana-kemari. Petugas customer service didepan untuk registrasi atau sekedar mengatur jadwal kontrol juga sangat ramah. Dan tentunya dokter-dokter yang dengan sabar melayani. Oh tentu semua itu mempunyai fungsi masing-masing yang tidak bisa dikecualikan. Semua mempunyai peranannya, dan tanpanya ada yang kurang. 

Dalam pelayanan publik seperti rumah sakit, skil komunikasi menjadi syarat utama, selain kesabaran tentunya. Saya sangat mengapresiasi para pekerja yang dengan ramah berbicara kepada kita menerangkan setiap alur yang harus dilalui, dokter yang dengan teliti mengajak kita ngobrol untuk mendiagnosis penyakit kita. Jangan lupa ucapkan terimakasih pada mereka ya. Itu cukup membayar batin mereka. 

Rumah sakit tempat dimana manusia berdoa dengan tulusnya. Bahkan masjid saja kalah tulis dengan doa-doa hamba di sini. Sebagai pengingat bahwa sejatinya hidup kita itu sesaat. Walaupun syarat mati tidak membutuhkan sakit terlebih dahulu, apalagi mati tidak harus tua karena yang muda pun juga banyak mendahului. 

Comments

Popular Posts