Minimal jangan sampai lost contact
Waktu terus berjalan, kehidupan juga terus berjalan. Banyak nama yang kita kenal, yang bertemu dalam fase kehidupan yang sama. Semisal nama-nama mereka yang duduk di kelas yang sama dengan kita diwaktu sekolah, teman perkuliahan, teman pekerjaan, atau teman dalam kegiatan yang bersifat sementara seperti teman KKN, kepanitiaan dan lain sebagainya. Dari banyaknya orang-orang yang kita temui dalam setiap fase kehidupan, ada beberapa diantaranya yang hanya sekedar kita tahu namanya saja. Ada pula yang beberapa kali berinteraksi dengan kita dan ada sedikit diantara banyaknya itu yang seringkali berkomunikasi dengan kita.
Namun sesuai dengan kalimat di awal, hidup terus berjalan dan fase kehidupan juga terus mengalami perubahan. Orang-orang silih berganti datang dan pergi. Suatu hal yang wajar dan tidak usah dirisaukan. Tapi setidaknya kita harus sadar bahwa pasti ada beberapa orang yang mungkin jumlahnya sedikit, bahkan bisa dihitung dengan jari kalau mereka adalah orang-orang terdekat kita. Entah kita sebut teman, sahabat, atau bahkan sudah kita anggap saudara. Untuk mereka, sepatutnya ada ruang di kehidupan kita untuk nama-nama yang sedikit itu. Mereka yang paling intens dalam berkomunikasi dengan kita, yang tahu seluk-beluk kehidupan kita. Mereka yang kabarnya selalu kita tunggu-tunggu.
Kemudian ada orang-orang yang dipertemukan di dalam wadah komunitas atau organisasi yang sama. Kita sama-sama faham, ikatan organisasi mungkin akan membuat kita merasa tetap menjadi bagian dari organisasi tersebut, apalagi kepada mereka yang bersama-sama dalam menghidupkan organisasi yang diikuti bersama ini. Tentu setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Ketika fase itu telah selesai maka berpencarlah diantara kita semua.
Diantara kita akan disibukan dengan urusan di fase kehidupan berikutnya. Sudah tidak berada didalam fase yang sama membuat hubungan diantara kita sedikit berkurang intensitasnya. Sudah sulit bertemu, bahkan komunikasi pun juga sesekali saja. Ngga papa, kita harus bijak memandang itu semua dan dengan sadar menjaga tali silahturahmi yang sudah terbangun beberapa tahun.
Basa-basi menjadi hal yang lumrah di fase ini. Beberapa kali hanya mengomentari status sosial medianya, atau sekedar mengucapkan selamat di hari bahagianya atau di hari "idul Fitri". Haha, momen-momen itu kadang bisa menjadi pemicu obrolan setelah sekian lama tidak berkomunikasi. Ada yang paling ekstrim, bahkan hanya melihat mereka membuat status atau melihat mereka masih "hidup" sosial medianya membuat kita merasa, "okey dia masih hidup". Jelas kita sama-sama tidak tahu persis bagaimana keadaannya atau kabarnya. Namanya juga hidup selalu ada suka duka, kadang di atas kadang di bawah. Yang terpenting kita masih melihatnya hidup yang kita artikan dengan berbaik sangka bahwa mereka-dia masih (berjuang) hidup. Ketika status yang membahagiakan kita turut senang dengan memberikan "like" saja.
Ini tulisan saya masih saja bertele-tele ya, hehe. Intinya kawan-kawan, sebisa mungkin tetap menjaga tali silahturahmi. Jaga komunikasi meski hanya sekali setahun memanfaatkan momentum hari-hari perayaan. Minimal jangan sampai lost contact. Simpan nomornya, lihat setiap update terbaru dari story'-nya.
Terakhir, walaupun sudah jarang sekali berkomunikasi, jika ada sesuatu, ingatlah bahwa ada namaku di kontak hpmu.
Comments
Post a Comment