menanam dan merawat

masjid adalah taman bermain 

Dahulu saat masih seusia bangku sekolah, diajak ngaji di masjid kampung itu masih mudah untuk dibujuk rayu. Karena diusia segitu, asal berkumpul bersama teman itu sudah mengasyikan. Apalagi ditambah dengan hidangan yang disediakan, wah tambah semangat lah jiwa kecil kita. Itupun mungkin ada perintah dari orang tua kita untuk ikut pergi mengaji, walaupun tanpa itu saja sebenarnya kita tetap berangkat mengaji, namanya juga anak – anak, yang diketahui hanya main dan makan saja. Asal dua faktor itu terpenuhi, kita akan berangkat.

Semakin besar, semakin bertambah pula faktor yang membuat kita melakukan sesuatu. Tentu tidak munafik, walaupun sudah tumbuh besar tetap saja makanan adalah faktor yang mutlak harus dipenuhi. Selayaknya jika dahulu merasa cukup dengan cemilan, tubuh yang sudah besar ini masih kurang jika hanya roti bakar gorengan itu saja. Minimal harus ditambahkan Mie ayam. Itung – itung membantu pemerintah dalam memenuhi program kerja nasi gratis. – tapi kan ini mie ayam ngga make nasi.

Bagaiamana dengan iming – iming “pahala surga” atau ditakuti dengan “dosa neraka” ?

Sedari kecil kata-kata pahala, dosa, surga, neraka, adalah sesuatu yang sering sekali diberikan kepada kita. Itu adalah hal dasar yang semua anak pasti tahu. Tapi balik lagi, walaupun kita tahu apa itu surga neraka dan apa itu pahala dosa tetap saja dunia kami masih tentang bermain dan bermain. Ketika besarpun kita tahu itu, tapi belum sadar aja. Entahlah.

Terlepas hal diatas, seiring berjalannya waktu kita sebagai manusia akan bertumbuh dan belajar. Mungkin tetap berharap ada snack, minuman, dan hidangan lainnya tapi itu bukan lagi faktor utama. ( walaupun kalau ngga ada yang di grenengi ). Mungkin ada faktor seperti tanggung jawab karena jika ada undangan ya sewajarnya datang (jika berhalangan ya titip absen). Atau karena tanggung jawab, namanya juga ngaji rutinan kalau ngga ada yang datang terus pie?. Bisa jadi sudah ada yang berfikir bahwa semua ini adalah peran yang harus dilakukan, sesederhana memainkan peran. Efeknya akan mendapat pahala dan rahmat-Nya (yakin to), duniawinya ya dapat makanan, silahturahmi berbincang saling transfer berita tetangga. Astaghfirulloh.

Mau ke masjid sudah alhamdulilah. Ada yang datang syukur alhamdulillah, ada makanan alhamdulillah, ada regenerasi alhamdulillah,

Pada akhirnya, peran manusia hanya mengupayakan, sisanya biar Alloh yang ngatur.

“ Manusia itu bertugas menanam dan merawatnya, yang menumbuhkan dan memunculkan buahnya bukan tugas manusia. Ada Alloh” – mbah Nun.

Comments

Popular Posts