Otoriter kepadamu sendiri
Mbah nun pernah mengatakan yang kurang lebihnya kita diajak untuk keras kepada diri sendiri. "Otoriter kepadamu sendiri". Mungkin kurang terdengar bijak, tapi satu sisi memang maksud Simbah baik. Dunia yang keras ini memang sebaiknya diimbangi dengan sikap keras untuk selalu mempunyai daya juang tinggi menjalani setiap kesehariannya. Terlebih pada kita yang punya dan sadar akan tanggungjawab. Entah pada diri sendiri, orang lain, dan macam-macamlah. Untuk hal itu, untuk diri kita, untuk mereka, paksalah diri kita otoriter pada diri sendiri. Bukan menyiksa diri sendiri, beda ya. Lebih tepatnya "bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian".
Sebagai manusia pasti mempunyai mimpi, dan menuju terwujudnya mimpi itu kita harus berusaha. Berusaha sekuat tenaga, tidak hanya berusaha tapi juga harus mengorbankan apapun demi keinginan tersebut, lelah pasti, materil, jarang tidur, sesekali tumbang, pusing, dan bahkan sepi. Keras kepada diri sendiri.
Namanya juga dunia. Satu hal yang harus diingat bahwa kita punya Alloh. Ia tidak akan membiarkan kita sendirian. Yakin saja bahwa Ia selalu memelihara hamba-Nya yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.
•
Tidak apa-apa. Masalah kesehatan, selagi masih bisa menakar diri sendiri insyaalloh bisa, insyaalloh sehat. Apalagi jika masih muda (semangatnya), terabas saja. Ada waktunya semua diseimbangkan. Demi waktu semua akan menemui ujungnya.
Sekali lagi, keraslah pada diri sendiri untuk terus berusaha dan bertumbuh. Untukmu, untuk mereka (yang saling sayang denganmu), dan tentu untuk-Nya dan kekasih-Nya.
Tiada daya dan upaya melainkan dari pertolongan-Nya
6 Mei 2025
Comments
Post a Comment