Merayakan lagu TDW Barasuara
Perih yang terasa,
Sakit yang tak sirna
Harapan akankah ada?
Berputar arah
Angan tenggelam dalam kabut dan amarah
Luka terkuak dan menggebu tanpa arah
Tangis yang terbendung
Terbuang dalam waktu yang meluruh
///
Penggalan lirik lagu "Terbuang Dalam Waktu" dari Barasuara menemani hari ini. Nampaknya lagu ini mengenalkan saya dengan Band berkelas ini. Haha, saya menyesal baru mendengar band satu ini dengan serius, padahal tau namanya udah dari jaman kapan ya.
Lagu terus berputar dan memaksa saya mengingat wajah - wajah yang selama ini menemani langkah kecil saya. Terlebih mereka yang sudah tiada. Lembaran - lembaran cerita mulai dieja pelan. Adegan demi adegan direka ulang dengan lembut. Senyum tawa bahagia haru memenuhi raung ingatan. Menghangatkan rasa.
Melihatmu bersemi dan bermekaran
Tawa candamu berikan kekuatan
Sisa hariku
Pagi berganti waktu memelukmu
///
Tak terasa semua terlewati dengan segala suka duka bersama - sama. Semua bertumbuh. Yang masih ada, sedang berjuang di jalannya masing - masing. Sesekali bersua pada titik temu, menyapa, berjabat tangan, bertukar rasa. Doa menjadi senjata utama untuk tetap memeluk semuanya. Tanpa temu, tanpa tatap, tanpa perbincangan. Doa itu memelukmu.
Kita 'kan tua dan kehilangan pegangan
Lihat senyummu memberikan kekuatan
Sisa nafasku
Cinta tak kenal waktu menjagamu
///
Waktu berjalan, yang bertahan dengan segala pahit kehidupan. Menunggu panggilan-Nya dengan bersiap. Benar kata orang, "kita semua dikejar - kejar oleh waktu". Waktu yang tersisa semoga bisa kita syukuri. Memaksimalkan dengan menyadari semuanya. Yang datang dan pergi menemani setiap fase kehidupan. Terutama yang datang dan tak pergi hingga maut memisahkan. Walaupun kita sama - sama tahu bahwa mereka yang menyanyangimu tidak benar - benar meninggalkanmu, katanya "yang penting jangan sampai lost contac". Kehidupanlah yang memaksa mereka harus seperti itu, terpisah dalam jalannya masing - masing dan terus mendoakan dalam kejauhan. " walaupun jarang berinteraksi semoga kamu tauu dirimu selalu dalam radarku". Benar, update sosial medianya adalah kabar bagi beberapa orang.
Mereka yang sudah mendahului, yang tak sempat kita banggakan, maaf. Satu-satunya cara untuk merawat semua ini, mendoakanmu dengan untaian kata dan amalan diniatkan untuk kalian. Makasih sudah Sudi hadir dalam ingatan hidup ini. Mengingatkan lagi tulisan Kurniawan Gunadi:
Doa itu seperti jembatan. Ia menghubungkan sesuatu yang jauh bahkan melintasi ruang dan waktu. Kita bisa berdoa untuk masa lalu, hari ini, dan masa depan. Kita juga bisa mengirim doa untuk orang yang jauh bahkan yang tidak kita kenal. Sebab doa itu saling mengenal dengan iman, dimana orang-orang yang percaya kepada Tuhan saling bercengkerama di langit sana. Dan Tuhan mempertemukan doa-doa yang saling mencintai satu sama lain.
Comments
Post a Comment