Tawassulan

Tawassulan - mengemis. 
Agenda ini di inisiasi Simbah untuk bermunajat/mengemis kepada sang Illahi. Berbeda dengan Sinau bareng biasanya yang full musik kiai kanjeng, dan diskusi. Tawassulan ini kegiatannya hanya lebih Melakukan dzikir dan sholawat saja. Jika MS setiap tanggal 17, tawassulan ini diadakan dua Minggu sekali pada hari Rabu. Dan Alhamdulillah tawassulan edisi kali ini diriku berkesempatan untuk hadir. 

Sebenarnya tawassulan sudah dilakukan beberapa kali, namun karena belum jodoh, baru kali ini aku dapat menghadirinya. Alhamdulillah, sendiri lagi. Setelah bukber bersama dengan kawan kelas di daerah Palagan, langsung saja tancap gas menuju Kadipiro. Dengan setelan atasan putih tentunya, karena dilihat foto tawassulan lalu memang 80% jamaah yang datang menggunakan baju berwarna putih. Dan benar saja, sesampainya di Kadipiro sepanjang mata memandang putih semua. 
-----------------------------------
Tawassulan kata Simbah selain diniatkan untuk mengemis juga sebagai ajang diri untuk mengikuti perputaran semesta ini. Semua harus total, ada lingkar Pandang dan ada bulat pandang. Setiap manusia memilikinya kehewanan, kemalaikatan, keiblisan di dalamnya. Tinggal bagaimana diri bisa mengolahnya dengan sebaik-baiknya. 
-------------------------------------
Ada yang unik juga dari Sinau bareng biasanya. Jamaah perempuan dan laki-laki seakan ada tempatnya masing-masing tidak seperti Sinau bareng biasanya yang bercampur. Tapi mungkin karena yang datang tidak sebanyak Sinau bareng jadi masih banyak space untuk menempatkan diri masing-masing antara perempuan dan laki-laki. 
-------------------------------------
Syukur, agenda untuk men-charge diri bertambah. Dari sebulan sekali (MS) bertambah Tawassulan 2x sebulan. Jadilah 3x kemungkinan bertemu Simbah dan saudara lain dalam sebulan. Dan memang rasanya beda, tawassulan menurut saya lebih khusyuk dari awal hingga akhir walaupun tetap ada sisi canda dan kebersamaan khas maiyah di dalamnya. Simbah tetap dengan guyonnya yang membuat senang anak cucunya. Dan ada sesi makan bersama di akhir acara. Ini yang beda. Katanya setiap selesai membaca dzikir sholawat akan dikeluarkan beberapa tumpeng dan Ingkung. Tak hanya itu, setiap orang yang membawa makanannya dikumpulkan jadi satu untuk kemudian disebarkan kembali. Disitu terjadilah interaksi kebersamaan diantara jamaah maiyah. 
-----------------------------------
Dibuka juga sesi tanya jawab, sesi sharing. Hanya ada satu orang yang bercerita dan memberikan pertanyaan. Diriku masih belum, masih belum berani mengeluarkan uneg-unegnya. Entah sampai kapan, semoga Alloh memberikan keberanian diwaktu yang akan datang. 
------------------------------------
umati, umati, umati, 
Assalamu'alaika ya Rosululloh... 

Tawassulan. 27 April 2022 

Comments

Popular Posts