32 tahun
Usia yang tidak lagi muda untuk
ukuran sebuah UKM intern kampus. Masih banyak kekurangan disana – sini, tidak
apa – apa selagi masih ada kesadaran untuk selalu bertumbuh sekaligus melakukan
kebaikan dan perbaikan termasuk didalam dapur sendiri.
Menulis – mencatat –
mendokumentasikan
Dalam sebuah peradaban atau
sejarah, budaya menulis adalah sebuah syarat mutlak. Karena dengan menulis
semua cerita, kejadian, pencapaian, kegagalan, harapan, dan apapun yang terjadi
akan terdokumentasikan agar bisa dipelajari, diteruskan, dilanjutkan oleh pemegang
tongkat estafet berikutnya. Sayangnya 32 tahun sudah hampir tidak ada arsip
tulisan, sebuah catatan yang bisa diakses oleh generasi ke generasi. Alhasil putuslah
rantai penghubung antar pendahulu dan yang datang kemudian hingga sekarang. Tidak
ada data gagasan dari awal berdirinya Persaudaraan Islam hingga berganti nama
menjadi KMI ITY seperti sekarang, tidak ditemukan buah pikiran dari para
pendahulu dan yang datang kemudian. Lagi – lagi tak mengapa, selagi masih ada
kesadaran untuk terus melakukan kebaikan dan perbaikan. Terpenting sekarang
adalah menatap kedepan, catat apa yang perlu dicatat, dokumentasikan semua, bentuk
narasi, campaign, dan terus sembari melakukan perbaikan yang bisa dilakukan
selagi masih bisa dan belum terlambat seperti halnya mencatat –
mendokumentasikan berbagai cerita dari para sesepuh yang masih ada. Harus dimulai
dari sekarang, dari kita. Kerjasama kolektiv dibutuhkan.
“ Untuk apa ? “
Entah saya bisa menjawab
pertanyaan itu atau tidak, maksudnya apakah jawaban saya bisa memuaskan anda
atau bahkan lebih ke apakah bisa dimengerti ?.
Sebuah organisasi LDK (Lembaga Dakwah Kampus) seperti halnya KMI ITY adalah organisasi non provit yang berdiri untuk melakukan banyak hal kebaikan dan perbaikan dalam lingkup keagamaan khususnya di lingkungan kampus terutama dan masyarakat pada umumnya. Sentuhan dunia akademisi yang dilandaskan nilai – nilai keislaman itulah yang diharapkan dapat memberikan dampak untuk anggota KMI ITY sendiri dan kepada umat. “agen of apa teman – teman ...?” itulah ya.
Hidup yang singkat ini, menanam, merawat wadah bersama ini tentu menjadi hal yang perlu dilakukan selain alasan duniawi untuk terus bertumbuh dan kemudian sebagai manusia yang percaya dengan kehidupan setelah kematian perpindahan roh dari jasad di dunia ini ke akhirat, bekal amal yang sudah ditanam sewaktu di KMI ITY itulah yang diperlukan. Selama KMI ITY masih eksis maka selama itulah sumbangsih dari kita entah tenaga, pikiran, materil akan terus mengalir manfaatnya kepada kita semua. Kita menyebutnya dengan amal jariyah. Syarat ketentuan tentunya berlaku, seperti halnya niat dan diawali dengan kalimat “dengan menyebut nama Alloh yang maha pengasih lagi maha penyanyang “.
Walaupun tidak semua mempunyai alasan,
niat, tujuan yang sama masuk wadah ini itu adalah hal yang wajar. Karena asbab
awal memang bisa tumbuh dari mana saja, dan kita percaya semua orang akan
bertumbuh. Jadi jangan cepat menyimpulkan, dan tetaplah melakukan kebaikan dan
perbaikan.Itu saja.
Temukan Peran
Sebagai Lembaga Dakwah Kampus
tentunya setiap kita sudah mempunyai pandangan terhadap peran yang akan kita
ambil didalamnya. Melakukan kebaikan dan perbaikan. Namun namanya juga
organisasi, dimana memiliki tujuan bersama dan cara menuju tujuan itu
memerlukan kerjasama dan urun tangan dari setiap anggotanya, entah anggota baru,
pengurus, alumninya, bahkan yang berada diluar lingkup struktur organisasi juga
diperlukan sumbangsihnya. Peran itulah yang harus ditemukan dan disadari. Ketika
peran itu sudah disadari maka setiap langkah yang dilakukan akan terarah. Masing
– masing kita akan paham dengan tugas setiap peran. Bahu – membahu, ada yang membuat
pondasi, kolom, dinding, jendela, atap, menambahkan furniture yang ada di
dalamnya, merawat rumah, membersihkannya, mengecat-nya, dan apapun peran itu semua
berperan, sekecil apapun peran yang dimainkan semua itu mempunyai sumbangsihnya
masing – masing. Amal jariyah untuk kalian semua!
Jangan lupa merawat
Jika sudah menanam, maka tugas
kita adalah merawatnya dengan menyiraminya, memberikan pupuk, menjaga dari
hama, dan lain – lainnya. Merawat membutuhkan tenaga, pikiran, dan materil. Semua
itu kita dapatkan dari kerjasama tadi, dari peran yang sudah kita sadari
bersama. Karena menjaga tanaman ini adalah tugas bersama. Bahkan yang jauh pun
masih bisa ikut merawat dengan sumbangsih pikiran dan biaya. Yang kita tanam
entah dengan pikiran, tenaga, materil, insyaalloh akan kita tuai pada saatnya kelak.
Sekali lagi mari diniatkan wadah ini untuk menjadi ladang amal kita semua. Merawat
KMI ITY sama halnya merawat amal orang banyak, merawat harapan dan cita – cinta
keluarga kita dari pendahulu hingga nanti yang datang kemudian. Bang Riad, KMI ini amal jariyahmu juga - sesekali hal sentimental diperlukan untuk menggugah.
•
Mungkin itu saja tulisan uneg – uneg dalam rangka milad KMI ITY ke 32 tahun. Maaf ya jika banyak membahas dimensi keagamaan, namanya juga Lembaga Dakwah Kampus hehe. Karena saya yakin yang membahas hal terkait dimensi duniawi seperti relasi, pekerjaan, soft – hard skill sudah sering sekali kita bahas bersama tinggal bagaimana aksi nyata dan menjaga api ini tetap menyala.
Terakhir, saya mengutip caption dari dua abang saya pagi ini yaitu semoga tetap menjadi wadah terbaik untuk
berproses dan tentunya untuk mencari teman pulang. Dan pada akhirnya kita semua
- pernah membuat cerita, pernah berada dalam cerita, dan pernah bercerita.
Comments
Post a Comment