Menjelang hari raya
Mungkin inilah Ramadan terparah selama hidup saya. Hanya hitungan jari saya melaksanakan sholat tarawih, di minggu pertama. Beberapa kali ketiduran ketika memasuki waktu subuh setelah saur, dan jarang membaca Al-Qur'an, bahkan ramadan ini ngga pernah ikut tadarus di masjid. Ya Alloh. Hanya satu yang masih agak rajin, yaitu berbuka puasa di masjid.
Panitia Pasif
Dalam hal kepanitiaan ramadan kali ini saya juga tidak ambil posisi yang vital seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak banyak ikut rapat, jarang berpendapat, dan hanya menjadi tim hore mengikuti alur yang ada. Terlebih saya sekarang berada di divisi humas dan kebersihan. Humas yang tugasnya hanya sesekali yaitu membagi undangan tentu aman untuk dijalankan dan tidak menyita banyak waktu. Kebersihan yang agaknya selalu aktif juga sudah teratasi ketika saya menengok anggota satu divisi adalah senior kawakan yang track recordnya tidak perlu diragukan lagi. Rahmat namanya, jelas rajin dan memback-up hampir semua jobdesk divisi kebersihan.
Alasan saya menurunkan intensitas dalam keaktifan kepanitiaan sebenarnya biar tidak menyita waktu saya yang sekarang sedang berdinamika dengan dospem dan tentunya narik ojol mencari tambahan uang untuk membayar tagihan bulanan. Sedikitnya berhasil, ternyata memang saya sangat tidak terlibat aktif dalam kepanitiaan ramadan kali ini. Bahkan mengikuti rapat evaluasi hanya sekali, dan ketika berpendapat rasanya "oke, semua orang ada waktunya. Semua waktu ada orangnya". Satu hal yang saya lakukan hanya mengusahakan untuk sesekali hadir.
Kehadiran, itulah yang membuat saya beberapa kali masih rajin mengikuti buka dimasjid. Untuk menyapa teman-teman saja. Untuk beberapa orang, kehadiran itu agaknya memberikan suntikan motivasi atau menambah rasa senang ketika sedang berada di suatu urusan bersama dan teman panitia lainnya turut hadir. Say hello, menyapa teman-teman. Bahwasanya memberikan pesan bahwa "aku masih ikut kepanitiaan" walaupun pasif.
Sembahyang Ikut Menurun
Sayangnya alasan awal untuk mengurangi keterlibatan dalam kepanitiaan turut menyeret sembahyang saya. Ya ini hanya alasan saja, tapi saya pun juga pernah menuliskan disini sebelumnya bahwa anak ini memang sedang menurun drastis dalam spiritualnya dan ramadan kali ini menjadi buktinya juga. Astagfirullah
Muhammadiyah sudah mengumumkan bahwa 1 Syawal akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. Tersisa hanya tiga hari sebelum hari raya. Seharusnya waktu yang hanya sebentar ini bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan berbagai amalan untuk setidaknya menutup ramadan kali ini dengan berupaya semaksimal mungkin.
...
Saya tidak tahu akan menulis apalagi di tulisan kali ini. Dipikiran saya isinya hanya penyesalan saja jika membahas hal ini, hidup saya isinya penyesalan saja saat ini haha. Baiklah, semoga di sisa-sisa bulan ramadan kali ini, saya kamu kita semua bisa memaksimalkan berbagai amalan yang akan membuat ramadan ini tidak berlalu sia-sia saja. Apalagi belum tentu kita akan bertemu dengan ramadan tahun depan, tapi semoga Alloh memberikan umur panjang dan keberkahan kekuatan agar kita bisa memanfaatkan waktu usia kita untuk beribadah semaksimal mungkin kepada-Nya.
Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fu anni
Ya Alloh, sesungguhnya Engkau maha pemaaf, dan engkau menyukai permohonan maaf, maka maafkanlah kami.
Comments
Post a Comment