Merawat kenangan
Syukur di penghujung ramadan kali ini saya akhirnya mengamankan beberapa dokumentasi arsip foto simbah-simbah saya. Ada yang digitalisasi dan kemudian beberapa saya cetak untuk disebarkan kesanak family saat hari raya esok. Sebenarnya sudah lama beberapa keluarga meminta foto Simbah uyut all crew untuk diperbanyak, tapi baru kali ini saya bisa merealisasikannya, hamdalah.
Foto di atas adalah foto Uyut dan anak-anaknya (Simbah saya) yang masih tersimpan. Foto diatas bukan foto asli, tertulis 1983, dan jika dilihat detail pada foto maka terlihat bahwa itu bukan foto aslinya karena ada garis bingkai double di sebelah kiri yang menunjukkan ada seorang yang memfoto foto aslinya. Tentu itu adalah langkah yang amat harus diapresiasi, bisa jadi saat itu foto keluarga Simbah uyut ini hanya satu dan kemudian ingin disebarkan maka pilihannya ya foto aja fotonya. Karena itulah arsip foto penting ini bisa sampai ke tangan cicitnya sekarang dan semua generasi berikutnya yang bahkan hampir semua tidak bertemu secara tatap muka bisa melihat bagaimana simbah-simbahnya dahulu. Jadi ketika bercerita agaknya kita bisa sedikit membayangkan dan menjiwainya.
GENERASI MELEK DOKUMENTASI
Jika melihat album foto keluarga, maka generasi simbah-simbah saya mendominasi isinya. Generasi merekalah yang paling banyak mewarisi arsip foto. Dengan gaya gambar retro, ada yang monokrom, kuning, dan kemerahan, hanya sedikit yang berwarna seperti hasil kamera analog. Benar saja bahwa hobi mereka dalam mengabadikan moment kemudian menginspirasi saya saat ini. Menjadikan cucunya ini suka sekali dengan dunia dokumentasi dan malahan juga menyukai preset monokrom.
Bersyukur saya mempunyai simbah yang melek dengan pentingnya mengabadikan moment. Kenangan foto-foto yang tersimpan alhasil dapat dinikmati para cucu cicitnya yang membuat mereka dapat mengetahui bagaimana rupa simbah-simbahnya. Kemudian yang terpenting narasi cerita dari generasi ke generasi jadi mempunyai sedikit gambaran.
Comments
Post a Comment