Bulan untuk memaknai perjalanan

"Ohya Juni adalah bulan ke-6, bulan pertengahan untuk memaknai setengah perjalanan tahun ini". Tiba-tiba kalimat itu muncul di otak saya ketika sedang membaca jurnal dari Rara Sekar yang kebetulan juga berulang tahun di bulan syahdu ini. Seperti yang ditulis Rara Sekar, saya juga ingin mengucapkan kalimat yang sama. Selamat ulang tahun untuk semua yang lahir pada bulan Juni ini, kecuali Soeharto. Saya tambahkan, kecuali Jokowi juga. 

Agak kaget ketika membuka blog Rara dan diminta untuk menuliskan email. Saya kira itu syarat mutlak atau malah prabayar, ternyata di bawahnya ada tombol skip. Baru tahu kalau email itu digunakan untuk mengirimkan jurnal Rara ke semua orang yang sudah mensubmit email mereka. Seru juga aku pikir, pengen ngelakuin hal yang sama di blog saya tapi saya ga paham caranya. Jurnal Rara panjang karena dia terakhir nulis jurnal juga tahun yang lalu. Mungkin Rara juga mencoba merangkum perjalan hidupnya selama seja nulis jurnal ini di momen ulang tahunnya. Padat dan jujur saja saya tidak membaca detail semua, karena mata saya lebih tertarik kepada foto-foto yang ia tampilkan sesekali disela-sela tulisannya. Menarik. 

Beradaptasi dan Bertahan 
Mengutip juga dari jurnal Rara, dia juga menuliskan kutipan bahwa setelah 2019 kehidupan akan lebih tentang beradaptasi dan bertahan. Related juga dengan kita, ada yang berhasil bertahan melewati fase Covid dan berhasil beradaptasi dengan "new normal". Kehidupan setelah pandemi juga membutuhkan dua kata tersebut, bertahan sekaligus beradaptasi dengan tata dunia yang baru. Walaupun ada juga yang tidak beruntung untuk bertahan, kemudian ada yang bertahan kehilangan mereka yang tidak bertahan. Kemudian beradaptasi menjalani hidup tanpa mereka yang tidak bertahan. Selebihnya patut kita syukuri setelah itu, kita masih diberikan kekuatan untuk bertahan dan beradaptasi. Kemudian mensyukuri setiap yang ada. Masih ingat bahwa pandemi ini mengajarkan tentang mahalnya - berharganya moment-moment sederhana sehari-hari dalam kebersamaan tentunya. 

Harapan Yang Terus Tumbuh 
"Namun anehnya, di sela-sela momen gelap itu, aku masih terus diingatkan kalau hope is a movement (secara figuratif dan literal). Harapan memang lebih terasa kehadirannya dalam gerakan, yang berwujud komunitas juga sebagai proses yang terus mengada dan bergerak; sebuah perjalanan menuju. Aku bersyukur karena pengingat akan harapan ini terus muncul (tanpa aku minta) dan mengetuk di saat-saat yang paling aku butuhkan, bentuknya pun beragam..", kalimat panjang diatas saya kutip langsung dari jurnal Rara. Lagi-lagi kalimat yang menggugah saya dan merasa related. Sebagai orang yang gemar bergerak dalam sebuah komunitas, harapan akan selalu diperbaharui semangatnya. Berkali-kali redup, berkali-kali juga harapan itu membara kembali. Bentuknya pun bermacam-macam, ada saja momen harapan itu mengetuk pintu ; teringat kenangan dahulu mengapa memulai atau ikut gerakan itu, teringat mengapa harapan itu muncul, teringat nilai yang diperjuangkan "khairuunas anfa'uhum linnas", teringat bahwa mencari teman dalam perjalanan pulang, dunia tempat menanam kemudian merawat, dan lain-lain. 

Me

Comments

Popular Posts