memahami sebuah moment
Foto diatas berada di Masjid Ksatria Taqwa Babarsari. Begitulah masjid ini dinamakan atas usul seorang angkatan laut yang juga sebagai salah satu pendiri masjid ini. Tulisan kali ini bukan membahas sejarah masjid di kampungku, selain pengetahuanku yang masih minim untuk menuliskan sejarahnya, memang niat awalnya hanya ingin menuliskan apa yang ada dipikiran ku saat melihat foto ini.
Foto yang blur dan yang difoto juga tidak tertata, ambyar. Namun bukankah foto itu tujuan utamanya adalah untuk mengabadikan sebuah momen. Nah dalam foto diatas apakah ada momen yang terabadikan?, menurutku ada. Momen itu adalah berkumpulnya teman-teman dan jika dilihat cuaca yang cerah penuh tawa terabadikan dimomen ini. Apakah akting? Haha tidak. Saat itu kami memang niat berfoto bersama, tapi karena beberapa teman susah sekali diatur dan malah bercanda, jadilah foto tidak jelas ini.
Foto itu juga memperlihatkan kebersamaan teman-teman kampungku. Berkumpul, ngaji, ngobrol, ngemil-makan, dan bermain di tempat terbaik.
"Masjid kok buat mainan, ngumpul cowok cewek, makan, nggak boleh itu".
Jikalau begitu pendapatmu, baiklah aku hargai itu. Namun di zaman sekarang teman, anak-anak muda yang mau pergi ke masjid itu sudah Alhamdulillah. Apakah salah menjadikan masjid tempat bermain?, Lalu jika anak-anak muda lebih memilih bermain di jalan apa yang kamu lakukan ?. Bukankah mendekatkan anak-anak muda ke masjid adalah perkara yang penting di jaman edan ini. Semua butuh usaha dan proses yang tidak semudah silatan lidah, ngomong itu gampang teman. Kalau dimasjid harus gini, harus gini, nggak boleh main, ngobrol, maka aku pastikan teman, kami anak-anak muda akan jarang sekali pergi ke masjid. Mendekatkan anak-anak muda kemasjid itulah langkah pertama. Selanjutnya biarkan mengikuti alur dan ingat teman, hidayah datang dari Alloh, bukan dari kita apalagi dengan pemaksaan. Dan hidayah juga butuh pemantik, anggap saja dengan kami bermain dimasjid itu adalah sebagai pemantik datangnya hidayah kepada kami. Jika teman tetap kekeh dengan pendapatnya, yasudah biarkan kami seperti ini dan doakan saja kami, semoga semakin baik lagi. Atau anda punya usulan? Silahkan dengan senang hati kami menerimanya. Dan mohon diingat, jika tidak mampu merawat, maka jangan merusak apa yang sudah dibangun.
Menjadikan masjid tempat berkumpul selain untuk beribadah sholat. Masjid juga bisa untuk tempat bermain anak-anak, belajar bersama, tempat berdiskusi, atau sekedar tempat nongkrong. Tak apa, dengan itu semoga diri terbiasa untuk kemasjid. Sisipkanlah kebaikan dimanapun itu, sekecil apapun itu, semoga yang sedikit demi sedikit ini akan menjadi asbab turunnya hidayah kepada Kami.
Tentang foto itu lagi. Mungkin kalian yang sudah berteman denganku di sosial media akan sering menemui foto atau video yang blur ataupun kurang jelas dipandang mata. Ya memang begitu, apalagi dengan efek monokrom. Karena didalam foto tersebut ada yang tidak bisa dipandang hanya dengan mata namun dipandang dengan rasa, yang tidak terlihat namun bisa dirasakan. Sebuah moment yang memutar memory dan rasa itu sendiri.
Comments
Post a Comment