lumboeng tenggelam


Masih ingat tentang lumboeng resto yang pernah aku sebut dulu teman ? Yang belum buka-buka dari awal Pandemi saat semua warkop sudah mulai beroperasi secara new normal. Lumboeng akhirnya kembali lagi dengan konsep yang berbeda walaupun tidak terlalu jauh perbedaannya. Tetap dengan nama Lumboeng namun bedanya dulu resto sekarang Coffe. Yah lumboeng Coffe, dan pasti menunya lebih renyah dan murah daripada dahulu saat masih resto. Secara suasana tetap juara, tenang, syahdu, vintage, tua, adem. Dan yang paling aku sukai dari tempat ini adalah seramainya lumboeng Coffe, suasana yang terasa tetap "sepi". 

Alhasil, secangkir Jawa, kuli kopi, Limasan, terpinggirkan dengan kehadirian lumboeng kembali. Kembang sawah ya tetap jadi kumpul buat himpunan dan Paddock tetap ada tempatlah di pilihan ku waktu mau makan dengan porsi angkringan, haha. Ya semuanya di area Sorowajan. Dekat dengan kampus utama dan tentu tempat berkumpulnya mereka teman-teman kampus. Ohya, sebulan Agustus kemarin lumboeng hampir menjadi tempat rutin kami rapat KKN, ngga cuma kelompoku saja tapi beberapa kelompok yang lain juga menjadikan lumboeng untuk kumpul. Ya memang suasananya mendukung untuk ngobrol diskusi. 
• • • • • • • • • • • •
Sore tadi ke lumboeng lagi, karena ada tamu jauh, haha Haidar datang lagi. Hujan rintik menambah suasana sejuk di lumboeng ini. Obrolan kami tentu tak jauh-jauh dari kampus, kuliah, gibahan, perempuan. Tapi kadangkala juga diam menyibukan diri dengan gawai masing-masing. Tentang kuliah, sepertinya Haidar cs akan ngebut di Maret tahun depan ini. Ya membuatku sedikit goyah, tapi masih bisa aku kendalikan. Ada bahasan antara diriku dan diriku tadi, lhoh. Itulah yang membuat aku Haidar tadi mungkin agak mentok mencari pembahasan, karena tubuh di lumboeng namun otak sibuk kesana kemari memikirkan apapun yang terlintas. Diriku melemparkan bahan diskusi untuk dijadikan ajang berbicara pada diri sendiri. Apaansih.. 

Tenggelam, usulan ini sudah tentu barang lama yang ingin dilakukan namun memang tidak semudah membicarakannya. Tenggelam dari radar sosial media, entah Instagram, Twitter, ataupun wa. Sebenarnya semua bisa jika diriku merasa bisa untuk mengatur-mengendalikan waktu membuka-buka sosial media ini, namun nyatanya diriku merasa masih dikuasai belum menguasai agar bisa mengendalikannya. Dan tenggelam adalah cara pertama yang bisa aku ambil. Uninstall Instagram dan Twitter untuk jangka waktu sebulan akan aku coba. Jujur itu tak mudah, beberapa kali uninstall aplikasinya namun diriku masih sempat membukanya di google, haha walaupun dengan berbagai alasan. Tapi untuk kali ini bismillah akan aku coba. Dengan masa percobaan sebulan ini diriku akan mencoba menghilangkan atau meminimalkan waktu membuka-buka sosial media. Dan untuk wa, slowrespon akan aku coba. Kenapa slowrespon ?, Entah aku merasa lebih baik jika harus slowrespon dan tidak terlalu Fast respon, haha. 

Jadi semoga tenggelam kali ini buka buaian belaka. Dan semoga dari tenggelam ini diriku bisa lebih produktif dan bisa membantuku dalam menjalankan mana yang memang prioritas untuk dijalankan. 

Mari tenggelam... 

Comments

Popular Posts