berdamai atau pasrah dengan COKvid
Akhir ini melihat berita oleh bapak Presiden kita tentang keadaan pendemi ini. Bukan jumlah yang menurun, bukan berhasilnya psbb, apalagi tentang COKvid 19 yang sudah menghilang. Tapi tentang arahan presiden untuk berdamai dengan COKvid 19 ini.
" Berdamai dengan Corona ". Entah apa maksud pasti berita ini. Namun bukan pemerintah jika tidak membuat bingung rakyatnya. Bukankah berdamai adalah lawan dari melawan/menyerang ?!. Dengan kata lain, kita dihimbau untuk tidak melawan virus ini lagi. Kita dihimbau berdamai, berdampingan dengan virus ini.
Tak tahu lagi tanggung jawab pemerintah menghimbau rakyat untuk berdamai hidup berdampingan dengan Corona ini. Saat pemerintahan menggaungkan untuk menjadikan Corona sebagai musuh bersama, kenyataan segala upaya bukannya menyerang virus tersebut, namun malah menyerang rakyat, terutama mereka rakyat kecil!. Bagaimana tidak, kenyataan di lapangan pemerintah malah menyerang rakyat kecil dengan kebijakan yang ambigu!. Seolah-olah menyerang Corona yang dijadikan musuh bersama, padahal rakyat kecil yang sangat terkena dampaknya.
Ambil saja contoh ambigunya pemerintah yang menghimbau rakyat untuk tidak mudik pulang kampung dari Jakarta. Namun bagaimana tidak mudik pulang kampung saat Jakarta diberlakukan gerakan #dirumahsaja padahal mata pencaharian mereka dari keluar rumah sehari-hari. Mereka mungkin tidak akan mudik pulang kampung jika pemerintah menanggung kebutuhan pokok selama beberapa Minggu saat itu, jika perlu diberlakukan karantina wilayah diperbatasan pintu keluar masuk Jakarta.
Kenyataan, pemerintah hanya bisa menghimbau, karena hanya itu yang bisa (mau) dilakukan. Karena melarang rakyat keluar rumah berarti harus menanggung kebutuhan pokok rakyatnya. Dan mungkin itulah alasanya Jakarta tidak dilockdown, karena dalam peraturan jika sebuah wilayah di lakukan lockdown maka pemerintah wajib memberikan pelayanan dan menanggung segala kebutuhan rakyatnya.
Sebetulnya sudah muak dengan semua ini. Sudah berada dalam puncak untuk bersikap bodo amat. Bodo amat dengan meningkatnya pendemi, bodo amat dengan kondisi pemerintah, bodo amat dengan sikap masyarakat. Semua kebodoh amatan ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Tak bisa dipisahkan. Pemerintah dan rakyat, adalah salah satu hal yang sangat berkaitan. Sebab akibat akan terjadi dihubungan keduanya.
Maka pilihan saat ini adalah menjaga diri sendiri untuk menjaga orang-orang terdekat. Dan acuhkan segala keriwehan yang ada di negara awokawok ini. Karena memang sudah muak muak muak!.
Semoga perdamaian dengan virus ini bisa diikuti dengan baik oleh Corona yang sebelumnya menjadi lawan bersama. Genjatan senjata. Entah itu kesepakatan atau sebuah penghianatan terhadap rakyat!
Comments
Post a Comment