PUASA "IYA"
Teringat buku Oranye, karya Mark Manson. Tiba-tiba muncul di kepala, ternyata diriku ini belum mengamalkan pesan yang disampaikan oleh Mark. Ya, untuk bersikap bodo amat. Terlalu memperdulikan banyak hal dan juga gampang sekali untuk meng-iya-kan.
" Kabeh kok di-iyoni ".
Begitulah omel ibu beberapakali kepadaku. Meng-iya-kan sebuah ajakan, entah pergi jalan-jalan, kepanitiaan, dan apapun itu yang mengambil waktuku dan mungkin juga uangku. Hahaha. Terlalu banyak kata iya. Bukan salah siapa-siapa, tapi memang diriku ini masih kurang dalam hal mengatur waktu. Itu masalah terbesarku saat ini, "membagi waktu".
Telat Subuhan dan berantakannya kuliah menjadi korban utama akibat buruknya diriku membagi waktu. Terlalu banyak waktu yang belum bisa aku bagi dengan adil menyebabkan beberapa hal penting dikorbankan.
Namun setelah beberapa kali melakukan cek ulang kedalam, ternyata memang sulit bagiku membagi jatah waktuku ini. Alhasil, Puasa untuk mengatakan "iya" dilakukan. Yang sedang berjalan mungkin akan diselesaikan dengan semaksimal mungkin. Dan yang datang atau akan datang, dengan segala hormat, "Tidak".
Comments
Post a Comment