bernafas sejenak

Ditengah Pendemi ini, ciri khas orang Indonesia keluar. Ciri khas untuk saling tolong menolong, gotong royong. Dimana-mana ada saja dilakukan penggalangan dana, entah dari instansi, organisasi atau sewadaya masyarakat. Dijalan-jalan banyak pembagian nasi kotak dan juga pembagian sembako. Alhamdulillah, aku bersyukur bisa ikut dalam gerakan ini. Aku sadar diri, materi tak ada yang bisa aku bagikan. Satu-satunya yang bisa kuberikan hanyalah tenaga. Ya tenaga untuk ikut menjadi relawan walau hanya sedikit bisa dilakukan. Di MPC, tenaga lumayan dibutuhkan saat pembagian sembako dan alat alat medis. Bagaimana tidak, satu hari pernah kami MPC berkeliling dari ugm-berbah-piyungan-kota gede-imogiri-wates-godean untuk menyalurkan sembako yang diamanahkan kepada kami. Namun itulah hidup, bermanfaat bagi orang lain. 

Pengalaman saat membagikan sembako ini yang tidak pernah aku lupakan. Membagikan disudut-sudut jalan bertemu dengan masyarakat yang membutuhkan membuat hati tersentuh. Contoh saja, beberapa kali masyarakat yang kami temui dijalan saat diberi sembako, wajah bahagia haru mereka perlihatkan. Ucapan puji syukur banyak mereka lantunkan saat itu. Dan juga yang sepesial adalah doa tulus dari mereka bagi kami. 
" Semoga rezeki lancar mas "
" Semoga sehat sehat mas, makasih ". 
Tentu aku sambut dengan aminan bahagia. Dan juga seringkali mencoba merasakan sebagai mereka masyarakat yang menerima. Contoh saja ojol, didaerah Piyungan yang notabene sepi buat kumpulan ojol. Bayangkan saja ojol saat pendemi sangat sepi, sehari mendapat satu sampai tiga orderan pun sudah sangat beruntung sekali. Bayangkan saja, narik dari pagi hingga sore belum menerima orderan, bagaimana yang dirasakan ojol itu. Ibarat hidup ojol masih menahan nafas, sesak menunggu datangnya rezeki untuk nafkah keluarga dirumah. Yang kebetulan juga menunggu kedatangannya, karena makan keluarganya ditentukan oleh hasil orderannya. Lalu tiba-tiba datanglah sembako gratis. Bagaiman perasaan ojol saat itu. Nafas yang seakan terhenti seolah kembali bernafas sejenak saat seplastik sembako itu datang. Biarlah orderan belum dapat namun ada sembako untuk makan keluarga dirumah. Sejenak bernafas, lega. Pun juga pedagang kaki lima dan pedagang gerobak keliling. Saat pendemi ini rata-rata mereka kelas menengah kebawah dan berpenghasilan seharian lewat usahanya mengalami fase sulit dimana ia menahan nafas seharian bahkan beberapa hari dan baru bisa bernafas lega saat ada sembako datang atau ada rezeqi dari usaha yang dilakukannya. Alhamdulillah. 

Begitulah prinsip yang aku gunakan saat mengikuti kegiatan sosial ini. Memang tak seberapa namun paling tidak dengan adanya bantuan ini bisa memberikan nafas sejenak untuk mereka yang sesak dengan keadaan disaat pendemi ini. 

Comments

Popular Posts